01 April 2008

Kecanduan Urgensi

Saya jadi ingat buku Steven R. Covey, yang berjudul First Thing First. Dalam salah satu bab di buku itu, Steven membahas tentang kecanduan urgensi. Katanya, kebanyakan orang yang kecanduan urgensi merasakan kenikmatan tertentu ketika mereka berhasil menyelesaikan pekerjaan yang jadwalnya mendesak. Kemendesakan memberikan motivasi untuk bergerak lebih cepat. Ia juga bisa meningkatkan gejolak adrenalin. Sehingga, banyak orang yang kecanduan dibuatnya. Akibatnya tidak ada orang yang menyentuh pekerjaan sebelum situasinya mendesak.




Ampun ya Allah! Saya hari ini mengalami hal yang disebut kecanduan urgensi itu. Beberapa hari terakhir, saya agak males mikirin pekerjaan. Padahal orang yang mengamanahkan pekerjaan itu mengandalkan saya untuk menyelesaikannya. Tapi karena orangnya tidak bertanya lagi ke saya, maka saya pun membiarkan pekerjaan itu tertunda. Akibatnya ketika orang tersebut tiba-tiba bertanya progress pekerjaannya, saya jadi kalangkabut. Saya tiba-tiba mampu bergerak cepat. Padahal tadinya males. Tiba-tiba semua jadi bergairah. Lantaran deadline semakin dekat.

Entahlah...sebenarnya sudah lama kebiasaan jelek ini saya ingin ubah. Tetapi ketika mengalaminya, saya merasa justru jadi enak. Maksudnya, tiba-tiba males saya hilang. Saya memang sedang mencari, hal apa yang bisa membuat saya bergerak. Tiba-tiba saya merasa tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Padahal kemarin-kemarin saya tidak berpikir seperti itu. Yang saya pikirkan adalah bahwa saya bisa mengendalikan semuanya.

Anehnya jika pekerjaan itu masih jauh jadwalnya, saya malah jadi amat santai. Bahkan cenderung melupakan tugas. Lantaran merasa bahwa saya bisa menyelesaikannya di akhir waktu. Lalu saya menundanya terus menerus. Akhirnya ketika waktunya sudah hampir habis, saya baru merasa enak bergerak. Jadi kalo masih jauh deadlinenya, tidak ada tantangan rasanya.

Sekarang saya kira, saya bisa belajar lebih baik lagi. Sebenarnya kalau saya pikir dan renungkan lebih dalam lagi, apa yang membuat saya merasa tertantang itu bisa dibuat sendiri. Maksudnya, itu soal mengatur mindset.