Apakah Anda seperti itu? Jika ya, teruslah membaca tulisan ini. Asal tahu saja memiliki kebiasaan menulis secepat berbicara bukan hanya perlu namun sesuatu yang mengasyikkan. Anda tidak sendirian koq. Banyak orang yang menginginkannya. Termasuk saya.. he..he..
Apa Enaknya?
Banyak manfaat bila Anda bisa menulis secepat Anda berbicara. Bila Anda punya blog, pasti blog Anda tidak akan pernah sepi oleh postingan baru. Tidak ada yang namanya telat posting. Bahkan jika Anda memang seorang fulltime blogger, satu hari bisa lebih dari 5 tulisan bisa dihasilkan. Gimana? Enak kan? Masalahnya adalah kemungkinan Anda justru akan sulit menghentikan derasnya aliran ide yang ada di kepala Anda.
Selain itu manfaat yang akan Anda rasakan jika bisa menulis secepat berbicara adalah ketika Anda mendapat tugas untuk membuat tulisan berupa laporan, karya ilmiah, atau sekedar mengupdate status di FB misalnya, Anda akan sudah terbiasa dengan alur pikiran yang mengalir begitu saja. Dalam mengupdate status pun mungkin Anda akan berbeda dengan orang lain. Status FB Anda insya Alloh akan lebih berbobot karena berisi tulisan yang bermutu karena yang ada di kepala Anda juga bermutu. Bukan status yang nggak jelas dan hanya iseng-iseng saja.
Menulis secepat berbicara juga melatih untuk berfikir secara logis. Karena untuk bisa dipahami oleh orang lain maka pendapat Anda haruslah disampaikan secara logis. Tidak ada orang yang bisa memahami pendapat yang dituturkan secara berantakan dan emosional. Mungkin awalnya Anda akan kesulitan menuliskan pikiran yang logis itu, namun jika Anda sudah terbiasa maka itu hal yang mudah. Kegiatan yang terus diulang maka akan menjadi kebiasaan yang baik.
Berlatih Sesering Mungkin
Saya suka dengan dengan Bruce Lee, terutama ungkapannya yang cukup terkenal yaitu "Saya tidak takut dengan orang yang berlatih 1.000 jurus tendangan sehari, tapi saya takut pada orang yang berlatih 1 jurus tendangan sebanyak 1.000 kali sehari". Mengapa?
Bisa dipastikan jika Anda berlatih 1 teknik sebanyak 1.000 kali sehari, Anda akan memiliki kecepatan dan kualitas yang akan terus meningkat. Saya ingin melatih diri sendiri menulis cepat dalam setiap postingan saya. Insya Alloh jika itu bisa konsisten, tahun depan kualitas blog saya akan meningkat. Mungkin peningkatan kualitasnya tidak secara drastis, tapi peningkatan jumlah postingan sudah bisa dibayangkan.
Sekarang ini, dalam postingan ini, saya sedang menerapkan teknik menulis secepat berbicara. Karena ini adalah keahlian yang memang saya butuhkan sebagai tukangeblog sejati. Saya merasakan manfaat yang banyak sebagaimana yang telah saya sebutkan di awal tulisan ini. Lagi pula ini akan menjadi sesuatu yang mengasyikkan. Sebab saya senang mengeluarkan apa saja yang ada dalam pikiran secara bebas. Tanpa ada yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bisa diedit. Bisa dievaluasi lagi apabila kita merasa ada yang belum beres. Selalu ada waktu untuk menyempurnakan tulisan kita.
Ada satu lagi yang bisa saya pelajari dari kebiasaan menulis cepat yaitu saya ingin menghilangkan kebiasaan menunda-nunda menulis hanya karena ingin mendapatkan kesempurnaaan. Memang ini sesuatu yang bagus tapi saya merasakan ini sebagai penghambat produktifitas. Karena ketika saya menunggu untuk sempurna saya pasti akan mencari lagi apa yang masih kurang. Lalu saya jadi asyik masyuk dengan perbaikan yang tak kunjung selesai. Karena selalu ada hal yang saya ingin perbaiki.
Saya ingat, dulu waktu saya belum bisa mengetik dengan teknik 10 jari, saya selalu mengetik dengan pola yang lama yaitu 11 jari dan selalu memeriksa apakah ketikan saya itu benar atau tidak. Akibatnya saya jadi terlalu lama mengetik karena terlalu fokus dengan proses pengeditan. Padahal seharusnya kesalahan-kesalahan sedikit bisa diatasi kemudian. Yang penting sekarang adalah saya harus bisa mengetik sepuluh jari. Sehingga metode belajar saya waktu itu adalah saya mengetik saja terus meskipun masih muncul parasaan ingin berhenti dan mengedit yang salah ketik. Godaan seperti itu masih terus ada, sampai saya merasakan betapa hal itu sangat tidak efektif.
Yang benar adalah saya tetap harus mengetik meskipun ada hal yang dirasa kurang tepat. Memang pada kenyataannya, selalu ada yang kurang beres ketika proses pengetikan terjadi. Tapi toh selalu ada waktu untuk memperbaikinya nanti.
Hal yang sama juga ingin saya lakukan pada proses belajar menulis cepat ini. Saya ingin mengetik saja terus menerus sehingga apa yang saya maksud selesai tersampaikan. Saya ingin mengetikkan semua yang ingin saya katakan sampai selesai. Seperti dalam postingan ini yang saya beri judul menulis secepat berpikir. Saya dari tadi mengetik saja terus menerus dan tanpa saya sadari saya sudah mengetik sebanyak ini.
Biarkan jari jemari menari di atas keyboard.
Yah! Nasehat ini sangat mengena bagi saya. Jika Anda mengedit terlalu dini, tentu akan menghambat perkembangan ide. Tidak mengapa ada yang salah ketik atau secara aturan bahasa masih salah, toh nanti ada waktu untuk perbaikan. Begitu kira-kira yang disampaikan oleh Edy Zaques. "Just let in flow".
Jadi menulis cepat agar secepat berbicara sangat bisa diterapkan oleh siapapun. Hal ini sangat berguna bagi para blogger yang super sibuk. Kalau saya sendiri sih, sibuk nya belum ke tingkat super. Jadi masih banyak waktu untuk mengisi postingan secara rutin. Namun tetap saja saya ingin memiliki kemampuan ini agar saya bisa lebih produktif dalam menghasilkan artikel-artikel bermutu.
Terakhir, perlu juga saya kutip larangan yang perlu diperhatikan dalam menulis cepat ini yaitu :
- Apabila mengambil data dari internet, hindari menuliskan link saat itu juga pada waktu menulis cepat, nanti saja sesaat sebelum dipublish semua link dikoreksi bersama yang lainnya. Namun apabila hal itu tidak menghambat, silakan deh dilakukan.
- Jangan terburu-buru mengedit paragraf atau kalimat yang "nggak nyambung" (OOT) dengan topik atau tema yang sedang dibahas, lihat dulu "kadar ketidaknyambungannya". Jika memang 100% OOT ya terserah. Buang juga boleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komennya!